Santai 23 February 2011

Ingin Mati Cepat atau Mati Lama?

Judul diatas memang agak aneh terdengar bukan? tapi ini benar-benar merupakan salah satu pengalaman yang menarik.

Suatu hari saya sedang mengobrol dengan kerabat di sebuah bengkel las.

Bengkel las ini memang benar2 tempat yang asyik untuk mengobrol. Apalagi kalau semua teman2 dan kerabat sudah berkumpul sambil meneguk kopi hangat dan menghisap rokok "ringan" diatas sebuah jok rusak namun masih terasa empuk.

Oh ya.. saya bukan perokok berat, saya menghisap rokok hanya untuk iseng saja dan sangat jarang sekali merokok. Rokok saya pun bewarna putih ramping yang menandakan "ringan", Saya juga masih sadar kalau merokok itu tidak baik untuk kesehatan. So, jangan tiru saya jika tidak bisa mengendalikannya. bwhehe..

 

Ok kembali kepada cerita... Kami pun mengobrol ngalor-ngidul saking nikmatnya hingga tak berasa sudah pukul 10 malam.

Satu persatu orang2 dari kami pun pulang kembali ke asalnya hingga tinggal kami berdua, saya dan teman saya. Hingga akhirnya jam 11 malam aku mulai memutuskan untuk pulang.

pada saat saya ingin beranjak pulang tiba2 didepan jalan terlihat salah satu teman lamanya teman saya melintas sambil berjalan agak terhuyung. Spontan saja temanku memanggilnya untuk mengajak mengobrol. Datanglah ia sambil mengeluarkan seringai senyum lebar menghampiri kami berdua.

Saya tidak kenal namanya, tapi saya sering lihat dia waktu saya masih kecil di daerah tsb. Phisiknya kecil dan kurus, saya juga pangling sudah lama tidak melihatnya waktu kecil dan sekarang sdh dewasa tubuhnya jauh kurus kering. Hmm.. saya rasa kehidupannya tidak baik, dan suka minum2an keras.

Teman saya pun mengobrol sambil menasehati kepadanya agar dia bertobat dan menjauhi minum2an keras dan narkoba.

"SUdah kamu tobat, umur sudah tua, badan kurus kering, mau jadi apa??. Sayangi hidupmu kalau hanya dihabiskan untuk seperti itu. Belum lagi mikirin nikah. punya anak. Kapan lagi sebelum terlambat!". kurang lebih demikian nasihat temanku kepada dirinya. Aku juga agak kaget, ternyata dia belum menikah. padahal waktu aku kecil dia sudah lumayan jauh lebih besar dari aku.

"Hmm... parah sekali orang ini", batinku.

Sambil cengar-cengir dia mengiyakan nasehat temanku itu, namun kelihatannya masuk kuping kiri keluar kuping kanan. Kemudian dilanjutkan mengobrol mengenai pekerjaannya sekarang. Aku hanya memperhatikan ceritanya tanpa memberikan nasehat apapun kepadanya, karena aku pikir temanku sudah cukup menasehatinya.

Sambil asyiknya dia bercerita tiba-tiba dia mencari-cari bungkus rokok untuk dapat menebeng rokok.

Bungkus rokok milikku sengaja ku taruh diatas meja, sedangkan korek api milik temanku berada disebelahnya. Aku heran mengapa dia tidak segera mengambilnya saja, toh kan lumayan gratis.

Karena penasaran aku tawarkan saja kepadanya, "Itu rokok masih banyak silahkan ambil saja".

Dia menjawab sambil cengar-cengir.. "Tidak ah, gak enak, gak berasa, bukan level, saya sukanya kretek".

"Waduh nih orang bener2 cari mati", batinku.

Temanku langsung berujar "Yah itu dikasih gratis nolak. Inget badan udah kayak gitu masih merokok yang berat2 saja! Tar klo kena asma baru tau rasa! saya aja pernah kena, rasanya hidup kayak setengah mati". Sambil mengingatkan penyakit temanku itu.

 

Akupun kini juga ingin memberinya sebuah nasihat jitu, sambil memikirkan nasihat apa yang benar2 mengena.

Akhirnya aku punya ide untuk menasehatinya sebagai berikut :

"Begini saja deh, sekarang kamu mau pilih mau mati dengan cepat atau mati dengan lama?" Tanyaku.

"Tentu mati masih lama, enak saja mati dengan cepat", Jawabnya spontan.

"Ok, kalau gitu sekarang pilih. Mau rokok yang ringan atau rokok yang berat?" Tanyaku kembali.

Dia pun terdiam sambil berpikir2. Sedangkan aku tersenyum kecil.

Selagi dia belum menjawab aku kembali berujar :

"Jika kamu ingin matinya lama, sok ambil rokok yang ringan. Kalau kamu merokok berat, kamu akan cepat mati, apalagi kalau terlambat tobat. Matinya langsung nyemplung neraka." kataku.

Kemudian temanku menimpali lagi.

"Iya betul, kalau mau lebih lama lagi hidup, berhenti merokok!! haha.."

 

Kopi hangatKopi hangatAkhirnya diapun mengangguk dengan penuh kesadaran. saya dan teman saya pun tersenyum lega.

Akhirnya dia bisa sadar juga batinku. Dan kamipun pulang kerumah masing-masing setelah menghabiskan tegukan kopi terakhir. Wassalam.

MazJohn

Sumber : MzJExperiences
Lokasi : MzJBase

Ketik Komentarmu

0 Komentar